.png)
Bangka Tengah, 17 Agustus 2025 – Suasana khidmat dan penuh makna menyelimuti halaman Pondok Pesantren Roudlotul Hidayah (ROHID) pagi ini. Tepat pukul 07:00 WIB, seluruh santri, alumni, wali santri, serta masyarakat sekitar Gang Selma, Desa Jeruk, berkumpul untuk mengikuti upacara pagi yang dipimpin langsung oleh pengasuh pesantren, KH. Hasib Syafi’ie.
Latar Belakang Acara
Upacara ini bukan sekadar rutinitas seremonial, melainkan momentum kebersamaan yang mempererat silaturahmi antara santri, alumni, dan masyarakat. Setiap tanggal bersejarah atau peringatan nasional, Pesantren Roudlotul Hidayah selalu menjaga tradisi ini sebagai bentuk implementasi nilai ukhuwah, cinta tanah air, dan ketaatan kepada ajaran Islam.
Jalannya Upacara
Sejak pagi, barisan santri dan alumni sudah tampak rapi dengan penuh semangat. Suasana halaman pesantren dipenuhi semangat kebersamaan. Upacara berlangsung tertib dengan prosesi pengibaran bendera, pembacaan doa, dan amanat pembina upacara.
Amanat KH. Hasib Syafi’ie
Dalam amanatnya, Kiai Hasib menyampaikan pesan mendalam tentang arti kebersamaan, kedisiplinan, dan semangat perjuangan.
Beliau menekankan bahwa santri harus menjaga akhlaq, ilmu, dan ketakwaan, serta tidak melupakan sejarah perjuangan para ulama dan pendiri bangsa.
“Santri yang taat adalah santri yang selamat. Jadilah generasi yang bermanfaat bagi umat, bangsa, dan agama,” tutur Kiai Hasib yang disambut takbir para santri dan hadirin.
Nilai dan Makna Upacara
Upacara ini memberikan banyak pelajaran berharga:
-
Kedisiplinan: Santri dilatih untuk tepat waktu dan menjaga kerapian.
-
Kebersamaan: Alumni, santri, dan masyarakat hadir dalam satu barisan.
-
Keteladanan: Kehadiran KH. Hasib sebagai pembina upacara memberi inspirasi langsung.
-
Nasionalisme Islami: Pesantren menunjukkan bahwa cinta tanah air adalah bagian dari iman.
Penutup
Upacara pagi ini menjadi catatan berharga bagi seluruh warga Pesantren Roudlotul Hidayah. Kehadiran alumni, santri, dan masyarakat sekitar membuktikan bahwa pesantren bukan hanya tempat menuntut ilmu, tetapi juga pusat kebersamaan dan dakwah.
Dengan semangat kebersamaan ini, diharapkan pesantren terus melahirkan generasi berilmu, beriman, dan berakhlaqul karimah.
